Rabu, 15 November 2023 – 21:31 WIB
Jakarta – Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) memperkirakan, aksi boikot produk Israel maupun yang terafiliasi bakal menggerus transaksi di pasar modern hingga 50 persen.
Baca Juga :
Asosiasi Pengusaha Pemasok Pastikan Tak Ada Perusahaan yang Beri Sumbangan ke Israel
Sekretaris Jenderal AP3MI Uswati Leman Sudi mengatakan, hal itu terjadi karena mayoritas barang yang diboikot merupakan produk pareto.
“Pengurangan penjualan produk pareto biasanya dari isu yang kecil dan berkembang. Mungkin transaksi di pasar hilir bisa berkurang sampai 50 persen, dan target ekonomi pemerintah akan sulit tercapai,” ujar Uswati di Epicentrum Walk, Rabu, 15 November 2023.
Baca Juga :
Pengusaha Ritel Ungkap Dampak Boikot Produk Pro Israel ke Belanja Masyarakat
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Pemasok Pasar Modern Indonesia (AP3MI) Uswati Leman Sudi
Sebagai informasi, produk pareto merupakan barang yang berkontribusi hingga 80 persen dari produksi di pasar, dengan kontribusi ke transaksi sebesar 20 persen. Secara umum produk pareto adalah produk konsumer seperti shampo, susu balita, dan minuman ringan.
Baca Juga :
BPS Ungkap Seberapa Besar Dampak Konflik Israel-Hamas Ganggu Kinerja Perdagangan RI
Dia melanjutkan, dampak aksi boikot itu saat ini belum terlihat. Dikarenakan aksi tersebut baru berjalan kurang dari sepekan. Kendati demikian, dampak tersebut diprediksi akan merambat hingga ke pabrikan.
Menurutnya, dampak buruknya akan terjadi pengurangan tenaga kerja di sektor manufaktur alias Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
“Kami berharap aksi boikot jangan terlalu lama. Kami menanti pemerintah hadir untuk bisa mengatakan dampak boikot ini agar tidak gamang,” jelasnya.
Di sisi lain, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy N. Mandey mengungkapkan, adanya aksi boikot terhadap produk Israel selama sepekan ini diperkirakan menurunkan belanja masyarakat di toko-toko retail sebesar 3 persen hingga 4 persen.
Roy mengatakan, dengan adanya aksi boikot produk Israel ini, pihaknya kini tengah melakukan komunikasi bersama para anggota yang mulai merasakan dampak. Tetapi untuk data pasti mengenai dampak boikot belum dapat dipastikan lebih lanjut.
“Kalau masih angka kira-kira pendekatan yang secara umum sekitar 3 persen hingga 4 persen penurunan konsumsi belanja masyarakat. Untuk daerah-daerah tertentu belum seluruh daerah,” ujar Roy.
Halaman Selanjutnya
“Kami berharap aksi boikot jangan terlalu lama. Kami menanti pemerintah hadir untuk bisa mengatakan dampak boikot ini agar tidak gamang,” jelasnya.