Senin, 3 Juli 2023 – 13:16 WIB
Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, rokok dan bawang putih selalu menjadi biang kerok atas terjadinya inflasi secara bulanan selama semester I-2023. Hal itu dikatakan oleh Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini.
Baca Juga :
Indonesia Kembali Masuk Kelompok Negara Pendapatan Menengah Atas, Kemenkeu Sebut karena Hilirisasi
Pudji mengatakan, tingkat inflasi secara bulanan selama semester I-2023 utamanya didorong oleh volatile food atau inflasi komponen bergejolak.
“Pada grafik rokok kretek filter dan dan bawang putih selalu menjadi penumbang inflasi bulanan atau mtm selama semester I-2023. Disusul oleh rokok putih yang muncul sebanyak lima kali,” kata Pudji dalam konferensi pers Senin, 3 Juli 2023.
Baca Juga :
BPS: Inflasi saat Idul Adha Lebih Rendah Dibanding Ramadhan dan Idul Fitri
Untuk rokok kretek filter memberikan andil sebesar 0,14 persen, bawang putih sebesar 0,07 persen, dan rokok putih sebesar 0,04 persen.
Ilustrasi berhenti merokok.
Baca Juga :
Kunjungan Wisman ke Indonesia pada Mei 2023 Naik Jadi 945,59 Ribu karena Ini
Kemudian, diikuti oleh beras, daging ayam ras, dan telur ayam ras inflasi terjadi sebanyak empat kali. Berikutnya emas perhiasan, tarif kontrak rumah, bawang merah, dan upah asisten rumah tangga muncul sebanyak tiga kali.
“Jika sebuah komoditas sering muncul sebagai inflasi bulananan atau mtm, maka peluangnya tentunya akan menjadi pendorong utama inflais tahun kalendernya atau ytd yang akan semakin besar,” jelasnya.
Halaman Selanjutnya
Sebelumnya, BPS mengumumkan inflasi pada Juni 2023 secara tahunan sebesar 3,52 persen secara year on year (yoy). Sedangkan secara bulanan terjadi inflasi sebesar 0,14 persen persen month to month (mtm).