Jumat, 17 November 2023 – 19:02 WIB
Jakarta – PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI meyakini bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai level 5 persen pada akhir 2023. Meskipun, kondisi global masih berada di tengah ketidakpastian yang bisa berlanjut hingga tahun 2024 mendatang.
Baca Juga :
BSI Ajukan Izin ke Otoritas Moneter Arab Saudi, Buka Cabang Baru di Timur Tengah
Direktur Treasury & International Banking BSI, Moh. Adib mengatakan, hal itu menjadi optimisme pihaknya di BSI, meskipun pertumbuhan ekonomi Indonesia sampai kuartal-III 2023 sedikit terkoreksi ke level 4,94 persen atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya.
“Tapi kami optimistis bisa menutup tahun 2023 ini di angka 5 persen sampai dengan kuartal-IV 2023, atau 5,04 persen secara full year,” kata Adib dalam konferensi pers ‘BSI Sharia Economic Outlook 2024’, di kantornya, kawasan Gatot Subroto, Jakarta, Jumat, 17 November 2023.
Baca Juga :
Jokowi di San Francisco: ASEAN Kawasan Strategis untuk Pusat Pertumbuhan Ekonomi
Bank Syariah Indonesia (BSI).
Dia menjelaskan, ada beberapa faktor yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa kembali ke level 5 persen, guna mencapai target pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 2023 nanti.
Baca Juga :
Di Atas Pertumbuhan Nasional, Ekonomi Sumsel Tumbuh 5,08 Persen di Kuartal III-2023
Salah satu faktor utamanya antara lain yakni masih kuatnya konsumsi rumah tangga, sehingga masih menjadi pendongkrak pertumbuhan ekonomi pada akhir tahun 2023.
Adib mengatakan, meskipun kinerja konsumsi rumah tangga pada kuartal III-2023 tumbuh 5,06 persen secara year-on-year (yoy), dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 52,62 persen, namun nyatanya angka tersebut berada di luar ekspektasi pemerintah.
Selain itu, faktor lainnya yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni arus investasi, khususnya investasi di dalam negeri yang masih terus terjaga sampai saat ini.
“Kemudian faktor lainnya adalah spending atau belanja pemerintah dalam mengejar target pembangunan RPJMN 2024, dan terakhir adalah bahwa kita sudah lebih dari 40 bulan surplus neraca dagang,” kata Adib.
“Dan ini adalah salah satu capaian positif yang bisa diraih oleh perekonomian Indonesia, di tengah menegangnya kondisi geopolitik global,” ujarnya.
Halaman Selanjutnya
Selain itu, faktor lainnya yang bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia yakni arus investasi, khususnya investasi di dalam negeri yang masih terus terjaga sampai saat ini.