Selasa, 4 Juli 2023 – 16:46 WIB
Jakarta – PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), anak usaha PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) di sektor pelayanan kesehatan, menerapkan sejumlah program inisiatif strategis. Di antara adalah program inisiatif pertumbuhan pendapatan (revenue growth) dan manajemen pembiayaan (cost management). Hal ini dilakukan Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan sekaligus pertumbuhan bisnis perusahaan.
Baca Juga :
APBN Semester I-2023 Surplus Rp 152,3 T, Sri Mulyani Tegaskan Ekonomi RI Sehat
Group Chief Executive Officer (CEO) LPKR sekaligus Presiden Komisaris SILO, John Riady menyampaikan bahwa dalam inisiatif pertumbuhan pendapatan, SILO menetapkan paket harga yang seragam di berbagai rumah sakit.
“SILO saat ini mengoperasikan 41 rumah sakit yang tersebar di 23 provinsi, menjadi yang terbesar di Indonesia dan mencakup lebih dari 50 persen populasi,” ujarnya dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa, 4 Juli 2023.
Baca Juga :
DPR dan Pemerintah Sepakati Postur Makro Fiskal APBN 2024
Ia melanjutkan, RS Siloam terdiri dari 15 rumah sakit di kawasan Jabodetabek dan 26 rumah sakit yang tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, dan Ambon. “SILO juga mengoperasikan 66 Klinik Siloam,” katanya.
Baca Juga :
Indonesia Kembali Masuk Kelompok Negara Pendapatan Menengah Atas, Kemenkeu Sebut karena Hilirisasi
Untuk meningkatkan pendapatan, lanjut John, SILO juga melakukan otomatisasi tim penjualan dan proses dalam pelayanan pasien. Per Kuartal I-2023, Siloam Digital Channels termasuk live chats, WhatsApp, dan aplikasi MySiloam, berkontribusi melayani sekitar 18 persen dari total pasien rawat jalan.
Di samping itu, SILO berkomitmen mengoptimalkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan BPJS Kesehatan. SILO pun akan memaksimalkan pemanfaatan peralatan, meningkatkan pengembalian investasi, dan mengoptimalkan ruang di rumah sakit.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu, dalam inisiatif manajemen biaya, SILO melakukan konsolidasi supplier, mengoptimasi operational expenditure (opex) dan efisiensi penggunaan capital expenditure (capex), serta mengurangi pemborosan barang habis pakai.