Kamis, 14 September 2023 – 09:31 WIB
Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan bahwa pemerintah tidak akan memberikan subsidi tarif untuk kereta cepat Jakarta-Bandung (KCJB). Kepala Negara juga belum mengumumkan berapa kisaran tarif untuk masyarakat yang ingin menikmati perjalanan menggunakan kereta cepat tersebut.
Baca Juga :
Terpopuler: Raffi Ahmad Bingung saat Makan Siang Bareng Jokowi sampai Pengakuan Siskaeee
“Tidak ada subsidi,” kata Jokowi dikutip pada Kamis, 14 September 2023.
Menurut dia, untuk tarif kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan ditentukan oleh PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Tentu saja, kata dia, semua akan dikalkulasikan berapa tarif untuk perjalanan menggunakan kereta cepat Jakarta-Bandung ini.
Baca Juga :
Kecepatan dan Kenyamanan, Vanesha Prescilla Gambarkan Kelebihan Kereta Cepat
“Nanti yang menentukan manajemen kereta cepat berdasarkan tentu saja konsultasi dengan Kemenhub. Semua ada kalkulasinya, ada hitungannya,” ujarnya.
Pintu masuk kereta cepat Jakarta Bandung-
Baca Juga :
Raffi Ahmad Sebut Kereta Cepat Sebagai Solusi Bagi Pekerja Bandung di Jakarta
Terpenting, Jokowi mengajak masyarakat agar beralih dari kendaraan pribadi kepada transportasi umum, termasuk beralih ke kereta cepat Jakarta-Bandung ini. Menurutnya, sarana kereta cepat ini sudah beberapa persen selesai dan keretanya siap.
“Apapun yang penting kita ingin mendorong agar masyarakat berpindah dari mobil ke transportasi massal, baik kereta api cepat, MRT, LRT, dan bus. Saya melihat bagus, sarana 92 persen cuma ya keretanya sudah siap. Orang kan mesti merasakan dulu, coba dulu baru menentukan sikap. Rasain dulu, 350 km/jam 35 menit dari Halim sampai Padalarang,” jelas dia
Tarif Bundling Rp 300 Ribu
Kecepatan kereta cepat Jakarta Bandung capai 348 km per jam.
Paket tarif (bundling) Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) diusulkan sebesar Rp 300 ribu per penumpang oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC). Bundling tersebut termasuk layanan transportasi kereta ringan LRT dan kereta api pengumpan (feeder).
Direktur Utama PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, itu baru merupakan usulan yang masih perlu didiskusikan dengan operator lainnya, KAI maupun LRT.
“Kita sih mengusulkan Rp 300 ribu, sudah dengan feeder, LRT. Tapi kan masih kita diskusikan dengan PT KAI dan LRT,” kata Dwiyana di Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta, Rabu, di sela uji coba kereta cepat Jakarta-Bandung bersama Presiden RI Jokowi.
Tanpa Bundling Rp 250 Ribu
Untuk tarif kereta cepat saja, lanjut Dwiyana, tanpa feeder dan LRT, diusulkan sebesar Rp 250 ribu per penumpang untuk kelas premium ekonomi. Selain dua kategori tiket itu, KCIC juga mengusulkan tarif dinamis (dynamic pricing) untuk kelas utama dan kelas bisnis. Menurutnya, itu merupakan segmen yang berbeda.
“Soalnya kan first class dan business class kan pasti kita menggunakan dynamic pricing. Karena segmennya kan berbeda, segmented lah kalau itu,” kata Dwiyana.
Semua itu masih bersifat usulan, KCIC masih terus membahas besaran tarif kereta cepat bersama Kementerian Perhubungan, PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI, dan pihak-pihak terkait lainnya, seperti PT LRT Jakarta.
Halaman Selanjutnya
Tarif Bundling Rp 300 Ribu