Jumat, 23 Juni 2023 – 16:54 WIB
Jakarta – Upaya optimalisasi penerimaan negara dan pengendalian konsumsi melalui kebijakan cukai hasil tembakau (CHT) ternyata masih menemui tantangan. Sebab, kenaikan tarif cukai 10 persen pada 2023—2024 justru memicu maraknya peralihan konsumsi ke rokok murah (downtrading) yang dampaknya merugikan negara karena turunnya penerimaan dari CHT. Adapun, realisasi penerimaan CHT per April 2023 diketahui turun 5,16 persen secara tahunan (yoy) menjadi Rp 72,35 triliun.
Baca Juga :
Daftar Harga Mobil Pick Up Bekas, Mulai Rp50 Juta
Peneliti Center Of Human and Development (CHED) Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB-AD) Roosita Meilani mengatakan, turunnya penerimaan negara dari CHT dan fenomena downtrading merupakan permasalahan serius.
“Downtrading merupakan pemasalahan yang serius karena efeknya tidak hanya pada penerimaan negara, tetapi juga meningkatkan konsumsi rokok murah. Konsumsi masyarakat jadi tidak berkurang, sehingga indikator penurunan prevalensi perokok pun tidak akan tercapai,” ujarnya dikutip dalam keterangan tertulis, Jumat, 23 Juni 2023.
Baca Juga :
5 Vespa Matic Harga Rp20 Jutaan Terbaik dengan Desain Futuristik, Fiturnya Klasik Banget
Rak rokok di minimarket (foto ilustrasi)
Ia mengatakan, Pemerintah juga harus menimbang perilaku konsumen saat menentukan kebijakan cukai. Saat ini, struktur cukai rokok masih sangat rumit dengan banyak layer. Kenaikan cukai tanpa disertai perbaikan struktur cukai tidak efektif dalam upaya pengendalian konsumsi dan optimalisasi penerimaan negara.
Baca Juga :
Daftar Harga Pangan 22 Juni 2023: Telur Ayam hingga Cabai Turun
Perlu Diantisipasi
Konsumen berpindah ke produk yang lebih murah selama ada pilihan. Dalam RPJMN 2020 – 2024, Pemerintah ditarget untuk menurunkan prevalensi perokok anak menjadi 8,7 persen.
Halaman Selanjutnya
“Memang variabel kenaikan CHT tarifnya selalu naik rata-rata 10 persen ke atas gitu ya tapi layernya cukup banyak, ini juga akan memberikan peluang downtrading. Downtrading ini yang harus diantisipasi karena berakibat pada penurunan penerimaan negara yang cukup signifikan,” katanya. Kekhawatiran lainnya, lanjut dia, rokok yang harganya lebih murah makin mudah dijangkau anak-anak.