Rabu, 5 Juli 2023 – 20:18 WIB
Jakarta – Semakin santernya wacana pelarangan total aktivitas iklan rokok bikin khawatir industri kreatif nasional. Apalagi alasan untuk menekan prevalensi perokok anak, dinilai salah sasaran mengingat rokok masih merupakan produk legal.
Baca Juga :
RI Naik Kelas Jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas, Harga Komoditas Jadi Pemicunya
Ketua Ikatan Rumah Produksi Iklan Indonesia (IRPII), Ari Uno pun menjelaskan, iklan merupakan merupakan bagian dari aktivitas komunikasi dalam menunjang keberlangsungan usaha. Upaya investasi dalam hal periklanan juga merupakan hal yang legal serta turut dijamin dan diatur oleh peraturan perundang-undangan.
“Menjadikan iklan rokok sebagai penyebab tingginya prevalensi perokok anak adalah bentuk simplifikasi yang tidak adil. Pada praktiknya, kami di industri periklanan sudah sangat ketat mematuhi aturan-aturan terkait iklan rokok, mulai dari tidak menayangkan adegan aktivitas merokok, produk, hingga soal jam tayang,” ujar Ari dikutip dari keterangannya, Rabu 5 Juli 2023.
Baca Juga :
Pengembangan UMKM Harus Manfaatkan Digitalisasi, Franky O Widjaja: Bisa Lebih inklusif
“Yang menjadi pertanyaan, ketika iklan rokok sudah sedemikian rigid-nya, anak-anak bisa terpapar iklan rokok, ini sudah masuk ke dalam ranah privat. Fungsi pengawasan yang patut dievaluasi,” tambahnya.
Baca Juga :
Ekonomian RI 2023 Diproyeksi Tumbuh 4,8 Persen, S&P Tahan Peringkat BBB Outlook Stabil
Ari Uno melanjutkan, salah satu pemasukan terbesar industri periklanan, yang merupakan sub sektor ekonomi kreatif, berasal dari industri hasil tembakau. Maka, ketika dorongan bagi iklan total terjadi, hal ini akan mengakibatkan gap ekonomi yang luar biasa. Di sisi lain, belum ada industri pengganti yang nilainya sama dengan industri hasil tembakau.
“Dampak ekonominya sangat besar. Pelarangan total iklan akan berujung pada ketimpangan ekonomi yang pada akhirnya akan menimbulkan chaos. Dengan demikian, pelarangan total iklan, promosi, dan sponsorship bukanlah jawaban atas permasalahan saat ini,” tegas Ari Uno.
Halaman Selanjutnya
Sementara itu Ketua Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), Syafril Nasution menuturkan hal yang senada. Bahwa wacana pelarangan total iklan bukanlah solusi berkelanjutan terhadap upaya penurunan prevalensi perokok anak.