Jumat, 15 September 2023 – 02:12 WIB
Jakarta – PT PLN Indonesia Power (IP) menegaskan, pengelolaan PLTU Suralaya memiliki komitmen untuk berinovasi. sShingga beberapa unit utama pembangkit memperoleh Proper Emas dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Baca Juga :
Cara Taco Jawab Tren Kekinian dan Penuhi Kebutuhan Konsumen hingga Distributor
General Manager PT PLN IP PGU Suralaya, Irwan Edi Syahputra Lubis mengatakan, sampai saat ini PLTU Suralaya sudah memiliki berbagai inovasi, sehingga dapat menjalankan proses bisnisnya dengan baik.
“Hal itu ditandai dengan raihan proper emas. Pengelola PLTU bisa mengeliminasi emisi yang ditimbulkan oleh PLTU,” kata Lubis dalam keterangannya, Kamis, 14 September 2023.
Baca Juga :
Pabrik Baterai EV Terbesar Se-Asia Tenggara Ada di RI, Jokowi: Negara Lain Nanti Tergantung ke Kita
Dia menjelaskan, PLTU Suralaya dalam mengoperasikan pembangkit sangat menjunjung tinggi prinsip Enviromental, Social and Governance (ESG). Sehingga PLTU Suralaya sangat memperhatikan emisi gas buang dari pembangkit.
PLN pulihkan listrik pascagempa di Cianjur.
Baca Juga :
Surabaya Masuk 10 Besar Kota Kualitas Udara Terbersih di RI, Nomor 1 Kota di Luar Jawa
Dalam hal perolehan Proper Emas dari KLHK, Lubis memastikan bahwa PLN IP sebagai pengelola telah menerapkan 9R. Yakni konsep Refuse, Rethink, Reduce, Reuse, Repair, Refurbish, Remanufacture, Repurpose, Recycle, dan Recover. “Konsep ini menjabarkan sinergitas upaya pencegahan hingga pengolahan ekses industri,” ujarnya.
Berdasarkan laporan KLHK pada lima tahun terakhir, PLTU Suralaya secara konsisten mengelola emisi hingga mendekati 100 persen. Pada PLTU tersebut sudah terpasang alat Electrostatic Precipitator/ESP, serta Continuous Emission Monitoring System/CEMS.
“Kami juga memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash/FABA dari PLTU, guna menggerakkan roda ekonomi masyarakat serta membangun infrastruktur desa di sekitar PLTU. Seperti halnya untuk pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk penahan abrasi,” kata Lubis.
Inovasi yang dilakukan pengelola menurutnya terbukti tidak hanya berdampak pada kinerja perseroan saja. Melainkan, efek yang lebih luas juga telah dirasakan oleh masyarakat. Selain itu, pengelola juga secara aktif memastikan ekosistem di sekitar area pembangkit terjaga dengan baik.
Indeks Keanekaragaman Hayati terjaga pada level 2-3, yang berarti ekosistem stabil atau tidak ada tekanan pada ekosistem. Langkah tersebut dilakukan dengan membangun penangkaran hewan terancam punah, dan melakukan penanaman mangrove. Menurut Lubis, inovasi yang dijalankan perseroan saat ini sudah ideal, karena tidak hanya memberikan dampak positif bagi bisnis perseroan saja. Namun juga dapat dirasakan oleh lingkungan dan masyarakat luas.
“Yang tidak kalah penting, inovasi juga harus berpihak kepada khalayak ramai, bukan hanya kepentingan bisnis semata dan menurut saya aspek-aspek itu telah dipenuhi perseroan,” ujarnya.
Diketahui, saat ini Proper Emas dari KLHK untuk PLN diberikan atas kinerja PLTU Priok dan PLTU Lontar. Selain kedua PLTU itu, pada 2022, Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yaitu PLTU Tanjung Jati-B, PLTU Suralaya 1-7, PLTU Banten 1 Suralaya, PLTU Lontar, PLTU Pelabuhan Ratu, PLTU Paiton 1-2, PLTU Paiton 9, PLTU Indramayu dan PLTU Rembang.
Selain itu, Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), yaitu PLTGU Tambak Lorok, PLTGU Perak Grati dan PLTGU Gresik juga menyabet Proper Emas. Lalu, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Gas (PLTDG) Pesanggaran dan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang Drajat juga mendapatkan penghargaan Proper Emas.
Halaman Selanjutnya
“Kami juga memanfaatkan Fly Ash and Bottom Ash/FABA dari PLTU, guna menggerakkan roda ekonomi masyarakat serta membangun infrastruktur desa di sekitar PLTU. Seperti halnya untuk pembangunan jalan, jembatan, paving untuk pencegah banjir, dan tetrapod untuk penahan abrasi,” kata Lubis.