Selasa, 4 Juli 2023 – 20:34 WIB
Jakarta – Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia kembali mengalami ekspansif. Kondisi ini tercatat selama 22 bulan berturut-turut. Sektor manufaktur RI pada Juni 2023 tercatat menguat ke level 52,5, naik dibandingkan Mei 2023 yang sebesar 50,3.
Baca Juga :
Bakal Maju Sebagai Capres 2024, Golkar: Airlangga Sudah Buktikan Kinerjanya untuk Rakyat
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, penguatan PMI ini didorong oleh tingkat permintaan yang masih resilien serta meningkatnya kapasitas produksi dan kebutuhan tenaga kerja.
“Peningkatan PMI manufaktur nasional di bulan Juni ini menunjukkan sentimen pelaku usaha masih cukup optimis, meskipun harus dihadapkan dengan dinamika perlambatan ekonomi dunia saat ini. Kondisi ini perlu terus dijaga untuk menopang keberlanjutan tren positif pertumbuhan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja dalam jangka pendek,” kata Febrio dalam keterangannya, Selasa, 4 Juli 2023.
Baca Juga :
OJK Pastikan Sektor Jasa Keuangan RI Tetap Stabil Meski AS hingga China Alami Divergensi Ekonomi
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu, Febrio Kacaribu.
Febrio menjelaskan, di kawasan ASEAN, kinerja sektor manufaktur menunjukkan perkembangan yang beragam. Thailand dan Myanmar tercatat ekspansif di bulan Juni yaitu masing-masing di level 53,2 dan 50,4. Sementara itu untuk Malaysia dan Vietnam masih terkontraksi di level 47,7 dan 46,2.
Baca Juga :
5 Negara Kecil Tapi Terkaya di Dunia, Ada 2 Tetangga Indonesia
Tren Positif Penurunan Inflasi
Febrio melanjutkan, perkembangan positif lainnya dari perekonomian domestik adalah berlanjutnya tren penurunan inflasi hingga akhir semester I-2023. Inflasi bulan Juni 2023 tercatat 3,5 persen year on year (yoy), menurun dari bulan Mei 4,0 persen yoy.
Halaman Selanjutnya
Menurutnya, Pemerintah ke depan akan terus terus mewaspadai potensi risiko El Nino pada inflasi pangan. Hal itu di antaranya melalui program edukasi ke petani terkait strategi tanam dan mendorong optimalisasi penggunaan infrastruktur pengelolaan air untuk meminimalkan risiko gagal panen.